Mengangkat keindahan aroma lokal ke panggung global, SAFF & Co. memperkenalkan koleksi parfum dengan note khas Indonesia yang belum pernah dieksplorasi di industri fragrance sebelumnya: Cajuput. Dihadirkan dalam KIE RAHA & RAE NIRA, koleksi ini merupakan hasil kolaborasi bersama perfumer kelas dunia Linda Song dan Nanako Ogi.

Cajuput: Kehangatan & Nostalgia Khas Indonesia
Cajuput, atau Melaleuca leucadendra, adalah tanaman yang tumbuh subur di Kepulauan Maluku dan dikenal sebagai bahan utama pembuatan minyak kayu putih. Dari generasi ke generasi, minyak ini digunakan di Indonesia untuk membantu meredakan berbagai keluhan kesehatan ringan dan memberikan rasa hangat yang menenangkan tubuh.

Dengan manfaatnya yang beragam, tidak heran jika minyak kayu putih telah menjadi bagian dari perawatan alami yang diwariskan turun-temurun dan hampir selalu ada di setiap rumah di Indonesia hingga berbagai penjuru Asia Tenggara. Kehadirannya yang lekat dalam keseharian menjadikan Cajuput bagian dari memori kolektif masyarakat Indonesia — aroma yang membangkitkan nostalgia tentang rumah, keluarga, dan rasa hangat yang menenangkan.

Meskipun berotasi pada notes Cajuput, KIE RAHA & RAE NIRA memiliki karakter uniknya tersendiri. Keduanya menafsirkan Cajuput dari sudut yang berbeda; satu terasa lebih segar dan aromatik sementara yang lain lebih lembut dan menenangkan.
KIE RAHA
Terinspirasi dari ungkapan “Maloko Kie Raha” yang dipercaya sebagai asal muasal penamaan Kepulauan Maluku, KIE RAHA merupakan bentuk penghormatan terhadap tempat di mana Cajuput tumbuh subur. Nama ini menjadi wujud apresiasi bagi alam yang telah merawat memori kolektif masyarakat Indonesia dari generasi ke generasi. “Esensi dari karya ini adalah menerjemahkan geografi dan kenangan emosional Indonesia ke dalam sebuah perjalanan aroma,” terang Nanako Ogi, nose di balik KIE RAHA.

Karakter aroma dari KIE RAHA sendiri menghadirkan aroma Cajuput khas minyak kayu putih yang lebih kuat dengan perpaduan segar dari yuzu dan bigarade sebagai top notes. Kemudian pada middle notes, kombinasi aromatik ini dipadukan dengan sentuhan akuatik aquamare, orchid, dan crystal amber, lalu diakhiri dengan nuansa earthy khas Indonesia dari Sulawesi patchouli, red cedar dan sandalwood sebagai base notes.
“Indonesia adalah negara kepulauan yang dikelilingi lautan. Saya membayangkan Cajuput sebagai sesuatu yang fluid; terbawa ombak dan hembusan angin, menari hangat di antara pasir, bebatuan, dan naungan pepohonan. KIE RAHA memadukan kehangatan Cajuput, karakter mineral dari bebatuan pesisir, dan kedamaian bentang alam nusantara,” pungkasnya dalam cerita di balik terciptanya KIE RAHA.
RAE NIRA
RAE NIRA diambil dari perpaduan dua bahasa yaitu bahasa Inggris “Ray” (sinar) dan bahasa Sanskerta “Nira” (esens). Jika digabungkan, keduanya melambangkan “essence of the light”. Ekspresi ini adalah penggambaran puitis terhadap Cajuput itu sendiri, tanaman yang memancarkan kehangatan yang lembut dan menenangkan.

Berbeda dengan KIE RAHA, RAE NIRA menghadirkan sentuhan vanilla yang berpadu hangat dengan aroma Cajuput, lavender, dan citrus bigarade sebagai top notes. Karakternya kemudian berkembang menjadi lebih floral pada middle notes melalui jasmine sambac, golden immortelle, dan calypsone, sebelum akhirnya ditutup dengan base notes yang hangat dari tolu balsam, amber, dan cashmere.
“Cajuput mengingatkan saya pada cinta, kepolosan masa kecil, dan kasih seorang ibu, kehangatan yang ingin saya wujudkan kembali dalam RAE NIRA. Aroma ini memadukan keseimbangan antara notes Cajuput yang bright dan cool dengan notes vanilla yang hangat dan creamy. RAE NIRA mengingatkan saya pada pertemuan antara cahaya dan kehangatan, bak embun pagi yang memudar menjadi cahaya matahari menyapa pepohonan: intim dan menentramkan,” jelas Linda Song saat menggambarkan inspirasinya untuk RAE NIRA.
Meretas Batas Generasi
Meski hadir dengan karakter yang berbeda, KIE RAHA & RAE NIRA tetap cocok digunakan oleh siapapun, baik pria maupun wanita, muda maupun tua. Keduanya membawa aroma yang terasa akrab dan relevan bagi setiap generasi, menjadikannya versatile dan timeless.

Namun, KIE RAHA dengan karakter aromatik yang segar dan bernuansa earthy cenderung terasa lebih tegas sebagai koleksi yang maskulin, sementara RAE NIRA dengan sentuhan floral dan vanilla memberi kesan yang lebih lembut dan manis sebagai koleksi yang feminin.
“KIE RAHA dan RAE NIRA kami rancang untuk menghidupkan kenangan emosional tentang minyak kayu putih yang sangat dekat dengan masyarakat Indonesia, disertai dengan terobosan format baru yang membawa angin segar melalui eksplorasi kreatif yang matang.” Tutur Fissilmi Khansa, Head of Innovation, PT Cerita Kreatif Indonesia.